Mencari Bekal Akherat yah Teteh Polwan



Mencari Bekal Akhirat

Hidup itu sementara. Tapi harus digunakan untuk mencari sebanyak-banyaknya bekal untuk menghadapi akhirat yang selamanya. Karenanya, memperbanyak sembari memperbaiki kualitas amal shaleh amatlah penting untuk dikerjakan di sepanjang jenak kehidupan.

Apalagi selepas mati, hanya tiga amal yang bermanfaat untuk seseorang; ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan doa anak yang shaleh bagi kedua orang tuanya. Ketiga amalan inilah yang harus senantiasa diproduksi sepanjang hari agar kelak kita bisa memanennya di Hari Kiamat.

Maka manfaatkanlah usia yang sebentar dengan beragam proyek menuntut ilmu dan menyebarkannya kepada orang-orang yang kita cintai dan masyarakat sekitar. Ikhlaslah dalam mengupayakannya. Dan, wakafkan diri sepanjang hayat dikandung badan untuk mengamalkannya.

Sebab satu ilmu yang dipraktekkan dengan sempurna di sepanjang kehidupan sehingga menjadi amalan unggulan, adalah lebih baik dari jutaan teori yang justru membuat pemiliknya semakin jauh dan ingkar kepada Allah Ta’ala.

Jika berilmu, maka kita akan mengetahui waktu dan amalan apa yang paling tepat. Misalnya; sebelum hingga Subuh dimanfaatkan dengan dzikir, tilawah, dan perbanyak istighfar. Setelah Subuh, dilanjutkan dengan dzikir pagi dan keutamaan lainnya.

Siang hari, di sela-sela kerja, sebagai salah satu bentuk rehat yang paling bagus; maka ia bergegas mendirikan Dhuha, kemudian melakukan tidur siang sesaat sebelum Dhuhur sebagai salah satu sunnah Nabi, dan seterusnya.

Semua itu, hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berilmu. Sehingga, tak ada masa yang sia-sia. Bagi orang yang berilmu, setiap jenak adalah peluang untuk perbanyak amal shaleh guna mengumpulkan bekal kehidupan di akhirat kelak.

Yang patut dicatat, ada amalan-amalan penghapus pahala. Jika amalan ini dikerjakan di akhir hayat, maka amalan setinggi gunung atau sebanyak air di samudera, bisa habis sebab satu amalan itu. Misalnya, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah dalam salah satu sabdanya yang berstatus Hasan Gharib ini:

Sungguh, ada orang yang melakukan kebaikan selama tujuh puluh tahun, tetapi ia berwasiat dan zhaim dalam wasiatnya, lalu menutup usianya dengan kejelekan amalnya sehingga ia dimasukkan ke dalam neraka. Dan sungguh, ada orang yang melakukan keburukan selama tujuh puluh tahun, lalu ia adil dalam wasiatnya, dan menutup usianya dengan kebaikan amalnya, sehingga ia dimasukkan ke dalam surga. (Hr. Imam Ahmad bin Hanbal dari Abu Hurairah)

Hendaklah berhati-hati dan waspada; jangan berhenti beramal dengan ikhlas hingga ajal menjemput. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari akhir yang buruk, dan menjadikan kita akhir yang baik dalam kehidupan.

Aamiin Ya RobbalAalaamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semoga Allah Wafatkan Kita Dalam Keadaan Berwudhu

sumuhun BaBu teh Asisten Rumah Tangga